

PA Bhakti Luhur beralamat di Kompleks Pembangunan I, Banjarmasin. Biasanya pertemuan diisi dengan bincang-bincang dan diskusi bersama tentang segala hal yang terkait dengan kegiatan panti. Pertemuan ini dihadiri juga oleh Kepala Dinas Sosial Kota Banjarmasin. “Sebulan sekali kami mengadakan pertemuan bersama dengan para pengasuh panti asuhan lainnya melalui Forum Komunikasi Panti Asuhan se-Kota Banjarmasin,’ kata Sr. Banyak keluarga Muslim atau lainnya yang mempercayakan anaknya untuk dirawat di panti. Mereka yang menitipkan anak-anaknya di panti ini tidak hanya dari kalangan Katolik saja. Setelah mereka mampu berkonsentrasi dengan baik, barulah mereka diajarkan keterampilan lainnya, seperti membedakan warna, mewarnai, berbicara hingga menggambar dan menulis secara bertahap. Biasanya anak-anak yang menderita keterbelakangan mental sangat sulit berkonsentrasi. Mereka diajak berkonsentrasi, dibimbing suster ataupun pengasuh. Karti.Īwalnya, anak-anak diajarkan untuk focus pada banyak latihan. “Anak-anak di panti ini mendapatkan pelajaran wajib yang disebut 3M, yaitu mernbaca, menulis, dan menggambar,’ jelas Sr. “Dan, yang kecil ini terasa begitu luar biasa,” lanjutnya ketika dijumpai kontributor HIDUP Dionisius Agus Puguh Santosa, Rabu, 28 Oktober 2009. Banyak keajaiban – keajaiban kecil terjadi. “Karya yang telah dilakukan Panti Asuhan Bhakti Luhur ini diwartakan oleh orang dari mulut ke mulut,” tutur Sr Karti. Dalam asuhan suster dan para pengasuh, Noni tumbuh menjadi gadis cilik yang amat pandai, cepat menghafal bila diajarkan nyanyian atau doa.

Mereka keberatan serta khawati r bila harus mengasuhn ya seperti ketika ia masih kecil.Īda pula Noni, anak berusia 2,5 tahun yang diterlantarkan orangtuanya. Tapi, kedua orangtuanya kurang bisa mengatasi Sugiannoor. Sebenamya Sugiannoor sudah diperbolehkan pulang dan dirujuk ke Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB). Sugiannoor bisa bicara, menggambar, menulis, dan berhitung dengan baik. Lain halnya dengan Sugiannoor yang sejak umur 3 tahun telah dititipkan oleh kedua orangtuanya di panti ini. Misalnya, menggambar, mencuci piring, membuang sampah, menjemur, melipat, dan merapikan pakaiannya di almari. Sekarang ini, Yulius sudah mampu berbicara dan melakukan hal-hal sederhana. Sekalipun usia Yulius sudah 18 tahun, ia tampak seperti anak kecil. Ia tidak mampu berbi cara dan mengalami keterbelakangan mental. Saat awal masuk, kondisi Yulius begitu memprihatinkan. Misalnya, kisah Yulius, seorang anak panti yang kini sudah berusia 18 tahun. Izin operasionalnya dikeluarkan Dinas Sosial, Pemuda dan Olahraga Kota Banjarmasin dengan Surat Keputusan Nomor 446.3/040PKSKIDISPORA.īanyak kisah menarik dan menyentuh terjadi di panti ini. PA Bhakti Luhur juga terdaftar resmi di Dinas Kesejahteraan Sosial Provinsi Kalimantan Selatan dengan Surat Keputusan Nomor 465. Panti ini telah memiliki Akta Pendirian Yayasan No 19, tanggal yang disahkan oleh Henny Rupiyanti SH. Saat ini, PA Bhakti Luhur Banjarmasin menempati area seluas 961 meter persegi, dilayani lima suster ALMA dan enam pengasuh. Pengelolanya, para suster Asuhan Luhur Masyarakat (ALMA). PA ini merupakan bagian dari Yayasan Bhakti Luhur yang berpusat di Malang. PA Bhakti Luhur memulai karya perdananya di Banjarmasin pada 24. Kami melakukan kunjungan rutin kepada mereka, ” lanjut Sr Karti. “Kami juga merawat 15 anak di luar panti. Dua puluh anak di antaranya menetap di panti ini, sedangkan sisanya diantar jemput oleh orangtua mereka setiap hari.ĭari 20 anak yang menetap, 18 di antaranya menjadi tanggung jawab Yayasan Bhakti Luhur Pusat di Malang. Lebih lanjut, Sr Karti menjelaskan bahwa sekarang ini ada 28 anak

“Anak-anak yang diasuh di sini rata-rata mengalami kecacatan ganda/double handicapped),” ucap Pimpinan Panti Asuhan Bhakti Luhur Banjarmasin, Sr Margaretha Sukarti ALMA. Ada yang menjalani terapi belajar, ada pula yang sedang melakukan terapi autis atau speech therapy. Masing-masing diawasi seorang suster atau pengasuh. Di unit yang lain, beberapa anak tengah menjalani berbagai macam jenis terapi dalam ruangan – ruangan kecil. Mereka diawasi oleh seorang suster dan dua pengasuh. Beberapa lainnya belajar menulis atau menggambar. Seperti hari-hari kemarin, berbagai aktivitas dilakukan di PA Bhakti Luhur.
